Sekitar dua minggu yang lalu, saya mulai mendengar iklan Partai Demokrat di radio. Saya tidak ingat kalau saya pernah mendengar iklan politik di radio Indonesia sebelumnya, jadi buat saya ini cukup mengejutkan. Tidak lewat beberapa hari saya mulai melihat iklan Partai Demokrat (lagi) di koran Kompas. Di iklan itu didaftarkan hasil pemerintahan SBY yang lumayan akurat - kecuali saat iklan itu mengatakan kalau sudah ada puskesmas gratis: saya tidak tahu apakah pernyataan ini benar. Lalu, secara kebetulan saya menonton SCTV dan muncul pula iklan Partai Demokrat.
Sepertinya ini tanda yang bagus: sebuah kemajuan dibandingkan pemasangan bendera partai di sepanjang jalan dan spanduk-spanduk tak bermakna di jembatan-jembatan. Sebenarnya, apa sih fungsinya bendera dan spanduk itu? Apakah bendera dan spanduk itu memberi-tahukan kebijaksanaan partai yang ingin dilaksanakan? Buat saya, ini cuman memberi kesan kalau partai tersebut punya banyak uang tapi tidak tahu apa yang ingin mereka laksanakan di pemerintahan.
Ngomong-ngomong, kenapa saya punya perasaan kalau orang berkumis kurang ada kemungkinan menjadi presiden Indonesia? Apa karena sejak Sukarno kita tidak punya presiden berkumis? Saya kepikiran soalnya setiap melihat pemilihan gubernur atau walikota, saya teruuuus saja melihat KUMIS dimana-mana. COBLOS KUMISNYA. Bleh rasanya pingin muntah mendengarnya.
2 komentar:
Tapi kampanye pertemuan memang harus diadakan, asal jangan hanya menjadi konser dangdut dan pencari jabatan mau menjabarkan kebijaksanaan yang ingin di-implementasi.
berhubung UU pornografi sudah diberlakukan, mungkin nanti konser dangdut diganti nasyid ;)
ngomong2 soal dangdut saat kampanye presiden......jd inget sama lagu yg sering dinyayiin saat kampanye, lagunya gini
bang toyib bang toyib udah 2 kali lebraran ga pulang................. lha wong bang toyib udah 2 lebaran ga pulang anak istri dtelantarkan..........eh malah disuruh jd presiden
Posting Komentar