Rabu, 26 Maret 2008

DPR Tidak Akan Puas Dengan Keterangan Presiden

Dari Kompas halaman utama tanggal 26 (Rabu):
Interpelasi KLBI/BLBI
DPR Tidak Puas dengan Keterangan Presiden
Rabu, 26 Maret 2008 00:59 WIB
Jakarta, Kompas - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, khususnya Pengusul Hak Interpelasi Penyelesaian Kasus Kredit Likuiditas Bank Indonesia dan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia atau KLBI/BLBI, tidak puas dengan keterangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang disampaikan dalam rapat paripurna 12 Februari lalu.

Mengapa? Apakah ada peraturan yang dilanggar? Keputusan yang salah?

Presiden diharapkan memberikan jawaban yang memuaskan untuk semua anggota Dewan dan juga masyarakat.

Hmm, kalau begitu, mari kita terus menunggu jawaban presiden sampai satu juta tahun. Mungkin, mungkin, pada saat itu, bisa didapatkan sebuah jawaban yang mampu memuaskan semua anggota Dewan dan masyarakat.

Senin, 24 Maret 2008

Bisnis Permata? Ha Ha Ha

Terkadang saya bingung, apakah pejabat Indonesia benar-benar berpikir bahwa rakyat Indonesia begitu bodohnya? Lihat saja kasus Urip, Jaksa yang menerima US$660.000,-. Siapapun yang mempunyai nalar bisa melihat bahwa uang sebanyak itu yang diterima Jaksa oleh orang yang terkait dengan kasus yang disidik pastilah suap. Tetapi entah mengapa, keluar sebuah narasi bahwa uang tersebut adalah pinjaman untuk bisnis permata. Apakah ada cerita yang lebih aneh dari itu?

Tetapi konyolnya, Jaksa-Jaksa lain dengan cepat membela rekan kerja mereka. Lihat saja apa yang dikatakan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, Kemas Yahya Rahman, mengenai Urip:
"Itu ruang yuridiksi penyidik KPK. Kami hanya soal disiplin. Yah buktikan dong,
benar tidak dia jual permata."
Sebenarnya yang saya bingungkan adalah, apakah sebenarnya pekerjaan Jaksa-Jaksa Indonesia? Mengapa ia tidak membuat pernyataan, seperti "Kami meminta KPK/Polisi untuk mencari bukti mengenai hal ini?" Mengapa malah bapak Kemas Yahya Rahman menantang khalayak ramai untuk pembuktian? Sebenarnya, apakah dia tidak sadar bahwa KPK dibuat karena Jaksa tidak dipercaya untuk mengusut kasus korupsi?

Baiklah, kita memegang asas praduga tak bersalah. Tapi pernyataan tersebut: menantang khalayak ramai/media untuk 'membuktikan' kebenaran jual beli permata, sungguh menyesakkan.

Lalu, siapakah bapak Urip ini sehingga ada orang yang mau meminjamkan uang enam miliar tanpa jaminan apapun untuk berdagang permata? Apakah Urip adalah seorang ahli permata? Sejak kapan Urip berjual beli permata? Dimana permata-permata yang diperjual-belikan? Siapa yang menjual? Dan siapa yang membeli? Apakah Dirjen pajak bisa memeriksa apakah bapak Urip melaporkan keuntungannya dalam jual beli permata?

Terlalu banyak pertanyaan yang timbul dengan cerita "jual beli permata" ini. Penjelasan yang paling sederhana? Suap.

Minggu, 23 Maret 2008

Change for Indonesia

Pernahkan kalian berpikir: bagaimana caranya agar kita dapat membawa perubahan di Indonesia? Apa yang harus diperbuat agar politisi kita dapat memperhatikan rakyat yang mereka wakilkan? Dan bagaimana caranya agar pikiran kita dapat dibaca dan mempengaruhi jalannya pemerintahan Indonesia?

Blog ini dibuat dengan pertanyaan² tersebut dalam pemikiran. Blog ini akan terisi oleh berita, opini, dan analisa dari kontributor-kontributor sehingga pembahasan mengenai Indonesia dapat menjadi lebih baik dan bermutu, dan tanpa jawaban satu kalimat yang "nyengiti" tetapi tidak memberikan tambahan apapun.

Saat saya membawa ide ini, saya selalu terpikir oleh blog politik Amerika Serikat, contohnya seperti dailykos yang memberikan diskusi² yang bermutu dan dilengkapi dengan informasi mengenai aktivitas apa yang dapat dilakukan oleh rakyat, seperti menelepon anggota kongres mereka.

Sejujurnya, blog ini adalah sebuah eksperimen. Saya tidak tahu apakah blog ini akan sukses, atau mati tanpa ada yang mengetahui. Saya juga tidak tahu apakah kita dapat mengubah kehidupan Indonesia menjadi lebih baik. Tetapi yang pasti, apabila kita tidak mencoba, maka tidak akan ada yang berubah.

Saat ini, ada tiga kontributor dalam blog ini termasuk saya. Saya akan memberikan kontribusi dalam berita umum, dan salah satu kontributor akan menulis lebih mengenai kebijakan ekonomi pemerintah dan berita ekonomi lainnya. Kami masih memerlukan beberapa kontributor yang bisa fokus pada beberapa topik, seperti politik Indonesia, hukum, dan lain-lainnya. Oleh karena itu, untuk sekarang ini, kami masih mau menerima kontributor baru. Tentu saja, kami berharap kontributor² ini akan benar-benar memberikan ulasan, opini, dan analisa terbaik mereka, tidak hanya komentar satu kalimat.

- Ajipon